Minggu, 04 Desember 2016

Move On to Jannah



Assalamu’alaykum teman-teman, apa kabar?

Rasanya sudah lama saya tidak menulis sesuatu. Entah dalam bentuk celotehan atau dalam bentuk cerpen dan cerita bersambung. Saya tidak tahu mengapa. Namun kini kalian bisa membaca tulisan saya kembali namun dalam bentuk output yang berbeda.

Kenapa?

Apakah selera saya sudah berubah?

Atau sesuatu telah terjadi setelah sekian bulan sempat “hilang” dari peradaban tulis menulis? Bahkan saya pun menghilang dari peradapan wattpad (situs tulis menulis yang saat ini sedang naik kepopuleritasannya)

Jika saya boleh menjawab tentang pertanyaan apakah selera saya berubah, maka saya akan menjawab TIDAK. Selera saya masih sama seperti dahulu. Masih masa seperti saat saya SMA dulu ; sekitar dua tahun yang lalu. Saya hanya ingin sedikit mengoreksi, bahwa selera saya hanya bertambah. 

Kalian pasti memahami, bahwa semakin panjang perjalanan seseorang, maka akan semakin banyak yang dipelajarinya. Begitu juga saya. Waktu yang terus berjalan, lingkungan yang terus berubah dan perkembangan zaman membuat saya terbaharui dalam artian “semakin” memahami apa yang dulu menjadi pertanyaan-pertanyaan besar di kepala saya.

Jujur saja, saya tipe manusia yang sedikit tertutup. Dalam artian, saya belajar dengan cara memahami dan menganalisis. Dulu, semua orang mengatakan bahwa saya memiliki sifat yang pendiam, cenderung memedam sesuatu sendirian dan jarang mengungkapkan apa yang saya pikirkan kepada orang lain. Ketahuilah, saat itu saya hanyalah sedang mencari sesuatu yang membuat ‘nyaman’. Karena memang, saya butuh waktu yang lebih lama untuk menempatkan diri saya.
Namun, sekali lagi waktu telah merubah saya. Saya menyadari itu. Dari segi sikap dan cara berpikir, semua berkembang. Saya sendiri menyadari itu. 

Kemudian, jika saya boleh menjawab pertanyaan kedua tentang apakah ada sesuatu yang terjadi? Saya akan menjawab YA. Tentu saja. Perubahan yang saya rasakan saat ini adalah produk dari ‘sesuatu’ itu.

Sesuatu itu berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan hidup yang seringnya berputar di kepala saya.

Untuk apa saya hidup dan melakukan semua ini?
Kenapa saya harus mengikuti pergaulan yang tidak membuat saya nyaman?
Sebenarnya, akan jadi apa saya nantinya?

Dan masih banyak lagi.

Barangkali dulu, mereka yang hanya mengenal saya sekelabat waktu tidak akan mengira bahwa orang sependiam saya, orang introvert seperti saya menyimpan banyak pertanyaan hidup di kepala saya. 

Berawal dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang berdesakkan itulah, saya mulai menyukai menulis. Saya menuangkan segalanya dalam bentuk cerita pendek. Meski pada akhirnya saya hapus atau saya nikmati sendiri, namun setidaknya apa-apa yang berdesakkan di otak saya telah saya lepaskan. Dan ‘sesuatu’ yang terjadi itu adalah ternyata jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup saya itu dapat saya temukan dengan mempelajari Islam secara kaaffah (menyeluruh). 

Saya belum ahli, saya belum kaaffah (dalam artian mengerti segalanya), namun sedikit banyak pikiran saya telahterbuka. Lihatlah, betapa hinanya saya, yang mengaku beragama Islam namun baru menyadari bahwa aturan Islam mencangkup segalanya. Bahkan meski saya tahu bahwa Islam memang mengatur segalanya sejak dahulu, baru beberapa bulan ini saya merasakan bahwa seharusnya saya melakukan ini sejak lama. Artinya, saya seharusnya mengetahui kemudian melakukan aturan Islam sejak dahulu. Sehingga saya tidak perlu bertanya-tanya tentang banyak hal.

Entahlah, saya sendiri bingung harus mengatakan apa. Namun inti dari tulisan ini adalah kalian tidak akan menemukan tulisan saya yang baru dalam bentuk tulisan semu yang tidak ada manfaatnya dalam meningkatkan keimanan (kepada Allah) –insya Allah. Namun kalian akan menemukan tulisan saya dalam bentuk sesuatu yang baru. Yang kalian sendiri bingung menamakannya.
Tidak ada lagi tulisan saya yang mendeskripsikan betapan indahnya hubungan tanpa ikatan sah (pacaran), tidak akan ada lagi tulisan galau karena memikirkan cinta pada manusia (apalagi kepada lawan jenis), baik itu cerita based on the true story atau dalam bentuk imaji. TIDAK ADA.

Mari berubah! Mari mempelajari pertanyaan MENGAPA. Barangkali dengan mencari jawabannya, itu menjadi awal perubahan barumu.

0 komentar:

Posting Komentar